#WritingChallenge 2 : Orang-Orang yang Melawan Arus

Berbicara tentang melawan arus itu tidak ada habis-habisnya. Di saat banyak orang yang memilih mengikuti arus, orang-orang ini tetap dalam pendiriannya. Tetap di dalam arus jalannya sendiri. Mereka beda. Mereka tidak sama. Mereka berani mengambil resiko ketika orang banyak beranggapan bahwa berbeda adalah sebuah masalah. 

Belajar dari Salmon yang Melawan Arus
Tentang seorang pemuda lulusan kampus negeri ternama di Yogyakarta jurusan Kehutanan. Ketika banyak tawaran pekerjaan yang menghampiri, beliau malah memilih jalannya dengan pulang kampung untuk memperdayakan daerahnya sendiri. Beliau asal Sumatera Barat tepatnya di Padang Pariaman. Resah dengan keadaan hutan di kampung halamannya, yaitu hutan Gamaran, Padang Pariaman, yang rusak akibat aktifitas pembalakan liar yang telah dilakukan oleh warga sekitar selama puluhan tahun. Dia melihat di sekitar hutan tersebut ada potensi wisata yang bisa dikelola, Air Terjun Nyarai. Banyak halangan dan rintangan yang ia hadapi. Bukan tidak sedikit warga yang menolak. Warga beranggapan bahwa kehadiran pemuda di desa mereka merupakan sebuah ancaman. Dihadang sana sini sudah biasa baginya. Namun, dengan usahanya yang gigih selama 5 tahun terakhir, warga yang dulunya penebang kayu illegal, preman-preman hutan banyak beralih profesi turut andil dalam mengelola air terjun tersebut.


Lalu seorang pemuda lulusan S2 dari kampus ternama di Inggris, asalnya dari Sumatera Utara. Sudah memiliki pekerjaan di Kalimantan dengan gaji yang besar tidak menyurutkan niatnya untuk balik kampung. Lebih memilih mendirikan Yayasan Alusi Tao Toba yang basisnya ada di Danau Toba Hatinya terpanggil untuk menolong anak-anak yang kesulitan belajar di daerah tersebut. Lalu, bagaimana dengan pekerjaannya? Beliau lebih memilih beternak dan bertani untuk bertahan hidup. 

Kemudian seorang dokter yang berasal dari Makassar. Namanya mencuat ketika beliau menjadi relawan di Gempa Palu sedang membantu seorang ibu korban gempa melahirkan anak kembar. Di tengah kondisi Palu yang sedang tidak kondusif, beliau berjuang untuk menyelematkan nyawa orang-orang. setelah dikulik kehidupannya, ternyata dia adalah seorang dokter yang tidak mau kerja di RS manapun. Bukan karena sombong, namun dia lebih memilih membuka klinik di rumahnya dan membuat social enterprise di bidang kesehatan. Cerita lain tentang dokter di Medan yang rela dibayar seikhlas hati oleh orang-orang yang ingin berobat padanya. dan masih banyak cerita lain yang jika diceritakan, 100 lembar juga tidak akan cukup. 

Being normal is boring. Menjadi normal itu membosankan. - Fitri 

Tidak ada yang salah jika berbeda. Tidak masalah menjadi lain daripada yang lain. Di saat kebanyakan orang berbondong-bondong mengikuti arus dengan menyelamatkan dirinya sendiri, orang-orang ini malah memilih jalan lain versi mereka sendiri. Bukan hanya menyelamatkan dirinya, namun menyelamatkan orang banyak. Terima kasih untuk pelajaran hidup yang telah diberi bahwa melawan arus itu tidak mengapa. Selagi apa yang dilakukan bermanfaat, mereka tidak ada hak untuk melarang. Tetaplah hidup dengan jalanmu, arusmu!

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cuplikan Buku Hujan Matahari (Karya Kurniawan Gunadi)

Rekomendasi Destinasi Wisata Sejarah di Aceh, Wajib Dikunjungi!

Pertolongan Allah Itu Dekat