Pertolongan Allah Itu Dekat

Yakinlah Ukhti, Allah selalu bersama kita

“Bu, mbak pergi dulu ya”
“Mau kemana mbak?”
“Ada agenda bu di kampus. Halaqah dan ada agenda lain”
“Oh ya sudah. Hati-hati mbak”
“Iya bu”
Aku langkahkan kakiku dengan riang saat keluar rumah. Mentari sangat cerah hari ini. Ah... senangnya. Sudah lama tidak bersua dengan satu lingkaranku. Karena sudah masuk masa libur semester, dan materi halaqahnya  sudah habis. Jadi, untuk halaqah hari ini, hanya diisi dengan agenda rihlah dan temu kangen dengan mereka. Tak sabar. Malamnya, Aku sudah mempersiapkan semuanya.
Aku berangkat dari rumah naik angkutan umum lalu diteruskan dengan naik kereta api tujuan Binjai-Medan. Maklum, karena aslinya bukan orang Medan. Jadi, kalau udah libur begini, mau tak mau, kalau ada agenda di kampus, berangkatnya langsung dari rumah.
15 menit lagi sampai di kampus. Aku ambil uang di dompet untuk siap-siap membayar ongkos. Aku tersadar. Ternyata, uang di dompet pas-pasan. Hanya cukup untuk pulang. Aku khawatir ongkos pergi kali ini lebih mahal dari biasanya dan ongkos untuk pulang malah tidak ada. ‘Semoga uangnya cukup ya Rabb’, batinku.
10 menit terakhir dalam perjalanan aku hanya diam. Harap-harap cemas menghantui. Atmosfer kesenangan untuk berjumpa mereka sirna sudah.
“Eh, Ika, mau kemana?”
            Tersentak aku mendengar panggilan wanita itu. Tersadar aku dari lamunan. Ternyata wanita itu adalah ibu guruku waktu SMA dulu.
“Eh, Ibu, apa kabar bu? Ika mau ke kampus bu.”
“Alhamdulillah, baik. Kamu apa kabar?”
“Baik juga bu.”
            Sepanjang perjalanan kami pun saling tukar cerita. Ternyata, ibu itu mau pulang ke rumahnya yang jaraknya sekitar 1 km dari kampusku.
“Ika, ibu sudah mau sampai ini. Ibu duluan ya.”
“Iya bu.”
“Bang, pinggir !!”
            Angkutan umum yang kami tumpangi menepi ke bagian pinggir jalan. Ibu itu pun turun setelah aku bersalaman padanya.

“Bang, ongkos anak itu saya yang bayar ya.” Kata ibu itu ketika membayar ongkos. Aku kaget mendengar kata-katanya. Tak sempat aku ucapkan terima kasih sama ibu itu karena keburu pergi. Aku terharu dengan pertolongan ibu itu. Aku senang. Bagi Allah, semua itu tidak ada yang tidak mungkin. Pertolongan datang tanpa disangka-sangka. Allah menolongku melalui pertolongan ibu itu. Yakinlah. Pertolongan Allah itu dekat.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cuplikan Buku Hujan Matahari (Karya Kurniawan Gunadi)

Rekomendasi Destinasi Wisata Sejarah di Aceh, Wajib Dikunjungi!